Liputan6.com, Jakarta - Komnas HAM beranggapan bahwa pertandingan Arema FC dengan Persebaya memiliki resiko tinggi atau High Risk. Namun pihak PSSI tidak menetapkan hal tersebut yang menyebabkan tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 korban jiwa meninggal.
Adapun untuk pihak yang menentukan pertandingan yang memiliki resiko tinggi adalah Sekjen PSSI, Yunus Yusi. Dia diminta turut bertanggung jawab.
Baca Juga
"Satu memang tidak ditetapkannya pertandingan Arema FC versus Persebaya sebagai pertandingan berisiko tinggi. Kalau secara faktual pertandingan itu memang berisiko tinggi, makanya suporter cuma dari Arema saja," ucap Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (2/11/2022).
Advertisement
Anam menjelaskan, sebetulnya PSSI memiliki kebijakan menentukan sebuah pertandingan memiliki resiko tertinggi. Namun kebijakan tersebut ada di tangan Sekjen PSSI.
"Ini terutama ketika diambil keputusan oleh sekjen atau sekretaris umum. Kalau dalam bahasanya di instrumennya, bahasa di organisasi PSSI, dipangkunya sekjen tapi di instrumen nya dipanggilnya sekretaris umum," ujarnya.
Seperti diketahui yang menjabat sebagai Sekjen PSSI yakni Yunus Yusi. Anam beranggapan, Yunus tidak menjalankan tugasnya dan dituntut untuk bertanggung jawab dalam Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 korban jiwa.
"Dan ini orang tidak menjalankan kewenangannya, ya harus bertanggung jawab," papar Anam.
PSSI Tidak Punya Indikator untuk Tentukan Pertandingan Berisiko Tinggi
Kemudian PSSI ternyata tidak memiliki indikator untuk menentukan sebuah pertandingan memiliki resiko tinggi.
"Terus tidak adanya indikator terkait high risk. Setelah kami dalami ada enggak sebenarnya indikator yang tertulis, SOP yang tertulis terkait hig risk yang memang dimiliki oleh PSSI, ternyata tidak (ada)," ungkap Anam.
Reporter:Â Rahmat Baihaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement